Washington, 22 Agustus 2006. Sebuah tubrukan yang sangat hebat antara dua galaksi telah memberikan bukti langsung yang pertama dari adanya zat gelap dari alam semesta yang misterius, kata para peneliti Senin lalu.
“Ini adalah kejadian kosmik yang paling giat, di samping ‘Big Bang’, yang kami ketahui”, ujar Maxim Markevitch dari Harvard-Smithsonian Center untuk Astrophysics di Cambridge, Massachusetts.
Tubrukan tersebut memaksa zat gelap dan zat normal terpisah, menawarkan bukti terkuat sampai saat ini bahwa kebanyakan bahan atau zat di jagat raya adalah gelap, kata para peneliti.
Zat gelap telah lama menjadi sebuah teka teki yang membingungkan, dan telah mengancam ke arah pengabaian dari model terbaik kami dari pertanyaan bagaimana alam semesta bekerja.
Menurut observasi, hanya sekitar 4% dari masa dalam seluruh jagat raya yang tampak dalam bentuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi. Pertanyaannya adalah: Lalu, ke mana yang lain?
Para ilmuwandapat menentukan bahwa 96%lainnya pasti ada mengingat adanya tekanan gaya gravitasi: tanpa zat gelap, galaksi-galaksi akan terbang berhamburan dan terpisah pisah.
Problemnya adalah, zat gelap, ya….gelap. Sementara ada bukti luas yang tak langsung dari pengaruh zat gelap pada struktur yang besar, seperti galaksi, zat gelap belum pernah secara langsung teramati…….
Sampai kini....
“Kami telah semakin dekat untuk mengungkap zat tak terlihat ini,” kata peneliti Universitas Arizona, Doug Clowe, yang juga pemimpin studi tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Ini memberikan bukti langsung pertama bahwa zat gelap harus ada dan menata secara mayoritas zat zat di alam semesta”, sambungnya.
Bukti baru mengenai keberadaan zat gelap ditemukan dengan Observatorium X-ray Chandra dari NASA, Teleskop ruang angkasa Hubble, Teleskop super besar di observatorium selatan Eropa, dan teleskop optic Magellan, kata peneliti.
Sayangnya, bahkan dalam terangnya observasi observasi ini, para ilmuwan masih ada dalam kegelapan tentang apa sebenarnya zat gelap itu.
Beberapa teori menyodorkan bahwa zat gelap mengandung partikel yang lebih kecil dari atom yang jumlahnya tak terhingga yang masanya renggang, tetapi tidak berinteraksi dengan zat lainnya – yang ini disebut sebagai WIMPs (Weakly Interactive Massive Particles).
Teori alternatif menyodorkan bahwa zat gelap sebenarnya adalah benda makroskopik, tetapi dalam bentuk objek yang sangat besar tidak dengan mudah dapat terlihat dari jarak astronomis, seperti terbentuknya bintang, platet-planet atau awan dari gas tak berpendar.
Teori lainnya mengatakan bahwa zat gelap itu adalah anomali yang disebabkan sebuah kesalahmengertian grafitasi itu sendiri. Bagaimanapun juga, teori ini kini telah mempersembahkan sebuah gambaran akan pilihan mantap akan asas pokok gaya dari alam semesta.
Penemuan yang terakhir ini telah menebalkan keyakinan akan keberadaan zat gelap, tetapi pencarian untuk menemukan kebenaran alamiah terus berlangsung.
Selamat bekerja aja dehhh….mister…
0 komentar:
Posting Komentar